Alkisah dahulu kala hiduplah seorang janda yang miskin dan tidak mempunyai anak.
Ia menggantungkan hidupnya sebagai buruh cuci dengan gaji 2000 rupiah per hari.
Dari uang yang didapat dari mencuci pakaian terkadang ia harus tidak makan karena tidak mempunyai uang yang cukup.
Di waktu yang sama pula hiduplah seorang kaya yang mempunyai harta hingga 5 milyar rupiah.
Hidupnya selalu berkecukupan dan tidak pernah berkekurangan.
Makanan yang ia makan selalu mewah, mulai dari steak,lobster,pizza, dan makan lain yang harganya mahal.
Waktu berlalu hingga tibalah hari dimana kedua orang ini beribadah di tempat yang sama.
Ibadah selesai kemudian masing-masing orang maju untuk memberi persembahan.
Orang yang kaya ini maju dengan hati yang sombong dan memberi uang sebesar 1 juta rupiah.
Banyak orang memujinya karena uang persembahan yang diberikan sangat besar.
Kemudian majulah janda miskin tersebut, ia memberikan seluruh uang miliknya yang berjumlah 5000 rupiah.
Padahal, uang itu dapat dibelikan makanan untuk ia makan hari itu tetapi ia rela tidak makan, ia ikhlas dengan pemberiannya tersebut. Walaupun tidak ada yang memujinya tetapi ia tetap merasa senang.
Saudaraku, mungkin kita sering memandang besarnya persembahan yang kita berikan dari nominalnya.
Tetapi hal tersebut tidaklah benar, Tuhan tidak memandang sesuatu yang kita berikan kepada-Nya dari besarnya nominal yang kita berikan tapi dari hati kita, apakah kita rela memberi sesuatu yang sangat kita sayangi untuknya atau tidak.
Belajarlah dari janda dalam kisah ini, ia rela tidak makan dan memberi semuanya untuk Tuhan.
Kiranya Tuhan memampukan kita untuk dapat memberi dengan hati.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments: